Pages

Wednesday 15 April 2020

Love is Vulnerable

Posted by Winda Permata Sari at 02:41
Ada petikan kalimat indah dari Buku C.S Lewis "The Four Loves"

To love it all is to be vulnerable. Love anything and your heart will be wrung and possibly broken. If you want to make sure of keeping it intact you must give it to no one, not even animal.
Wrap it carefully round with hobbies and little luxuries. Avoid all entanglements. Lock it up safe in the casket or coffin of your selfishness. But in that casket, safe, dark, motionless, airless, it will change. It will not be broken, it will become unbreakable, impenetrable, irredeemable,
To love is to be vulnerable.

Yap ungkapan ini sangat benar. Tidak ada cinta tanpa resiko. Tidak ada cinta tanpa rasa sakit. Cinta/ kasih itu berkorban, menderita dan menyerah atas segalanya. Seperti Yesus yang mencintai kita. Ia merelakan segalanya untuk mencintai kita. Merelakan TahtaNya untuk turun sebagai manusia biasa menebus setiap kita. Menderita di atas kayu salib. Dikhianati oleh seluruh ciptaanNya sendiri, bahkan orang-orang terdekatNya (murid-muridNya). Tetapi dengan semua rasa sakit itu Yesus tidak menyerah! Karena Yesus adalah Kasih! Ia tidak bisa memungkiri diriNya.

Kalau gak mau ambil resiko rasa sakit yang akan ditanggung karena cinta, maka janganlah mencintai apapun selain dirimu sendiri! Kurunglah hatimu dalam peti mati keegoisanmu seperti kata ungkapan yang di tulis C. S. Lewis di atas. Tapi jaminan yang pasti ketika anda melakukannya, maka anda akan merasakan hampa dan kekosongan yang amat dalam. Dan semakin hari, anda akan menjadi pribadi yang semakin keras dan tidak bisa ditembus oleh apapun. Parahnya, tidak dapat diubahkan!

Mau berapa lama lagi kah kita keraskan hati kita? Sampai tidak ada yang tersisa dan tidak ada yang bisa diubah? Mau berapa lama lagi kah kita membenarkan segala kekecewaan di hati kita? Sampai hati kita menjadi dingin dan tidak ada lagi penebusan yang berlaku untuk kita? Mau berapa lama lagikah kita menolak Yesus yang terus mengetuk pintu hati kita? Sampai waktu kedatanganNya tiba dan hanya ada ratap tangis yang juga tak bisa mengubah apapun?

Mengasihi memang resiko, tetapi tidak berarti kita trauma dan berhenti mengasihi. Karena manusia sampai kapanpun akan membutuhkan kasih! Terutama kasih kepada Tuhan yang adalah pencipta kita!

Jika sakit, maka sembuhkan sakit itu! Bukan lari! Apakah lari menyembuhkan sakit itu?? Tidak! Lari hanya membuat sakit itu tidak terasa, tetapi lukanya tidak pernah sembuh. Anda hanya merasa anda baik-baik saja disaat sebenarnya luka itu semakin meradang tanpa anda sadari.

Datang padaNya dan sembuhkan dirimu dari luka apapun yang masih tersisa di hatimu dan percayalah, pasti damai sejahtera akan menyertaimu..

Don't give up hope! Keep fighting!


0 comments:

Post a Comment

 

a Gift from Father Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea