Pages

Monday 13 April 2020

Worthy or not?

Posted by Winda Permata Sari at 08:24
Karena kita adalah manusia yang tidak pernah luput dari segala kesalahan dan dosa, pasti sering mucul di benak kita. Layak kah kita? Memang sih darah Yesus sudah menebus dosa kita dengan sempurna! Memang sih pengorbanan Yesus di kayu salib menebus dosa kita. Tapi pernah kah kita berada pada posisi dimana kita sedang berjuang untuk hidup serupa dengan Yesus, namun di saat yang bersamaan kita jatuh ke lubang yang sama berulang kali? Posisi dimana kita merasa bodoh atas segala dosa yang kita lakukan. Posisi dimana kita merasa muak terhadap diri kita sendiri. Posisi dimana kita yang tidak bisa mengampuni diri kita sendiri, karena faktanya saya tau yang benar tetapi saya lah yang melanggar kebenaran yang saya tau. Hal ini seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula. Rasa bersalah menjadi dua kali lipat daripada saat kita tidak tau bahwa kita salah.

Pada saat seperti ini, masih kah kita dapat mengatakan bahwa saya layak karena darah Yesus yang melayakan saya? Masih bisa kah kita mengatakan pada diri kita sendiri bahwa kita telah diampuni? Yang ada kita malah berpikir, "Memang sih Alkitab bilang saya sudah diampuni, tapi......" Dan alasan kita beserta segala fakta rasional kita keluar begitu saja. Seakan lebih benar daripada segala Firman Tuhan. Dan fakta palsu itu mulai menipu kita dengan mendengung-dengungkan bahwa kita tidak layak atas darah Yesus. Tidak jarang kita mendengar "Memang darah Yesus sudah mengampunimu, dan itu sekali di atas kayu salib. Kamu lah yang terlalu bebal dan melakukan dosa yang sama terus menerus. Kamu lah yang tidak bisa memanfaatkan darah Yesus". Entah kenapa mendengar ini seakan dapat lebih mudah diterima daripada fakta bahwa kita diampuni.

Memang sebagai orang yang diampuni oleh darah Yesus, bukan berarti kita boleh hidup semena-mena dan sesuka hati kita. Bukan berarti kita berhak untuk terus hidup di dalam dosa. Itu namanya kita tidak menghargai darah Yesus. Tetapi, dengan tegas saya katakan, bukan berarti kita hidup terbelenggu dengan perasaan bersalah dan tidak layak. Sebab Yesus saja tidak menghakimi kita. Yesus tidak memanggil kita dengan segala dosa dan pelanggaran kita. Yesus memanggil kita dengan nama kita. Iblis lah yang memanggil kita dengan dosa-dosa kita, "Hei kamu pengkhianat! Hei kamu pembohong! Hei kamu munafik! Iblis lah yang berkata-kata seperti itu, bukan Tuhan.

Sekarang mari masuk lebih dalam dan introspeksi diri kita lebih dalam lagi. Apakah alasan kita menghakimi diri kita begitu hebatnya? Sebagian besar orang yang saya amati terpuruk dalam rasa bersalahnya termasuk diri saya sendiri, cenderung untuk fokus hanya pada kesalahan. Fokus mereka tertuju pada seberapa buruk mereka telah jatuh, berdosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan. Fokus mereka bukan kepada Kristus dan apa yang dapat Kristus lakukan dalam hidup mereka, melainkan pada seberapa banyak kehancuran yang telah terjadi. Secara tidak sadar, ketika fokus tertuju pada dosa, maka kita tidak akan maju. Kita hanya akan berhenti disitu dan semakin larut dalam perasaan bersalah. Ini seperti tenggelam dalam samudera paling dalam tanpa pertolongan sedikitpun. Bahkan ketika ada pertolongan kita seperti menenggelamkan diri kita lebih dalam lagi dengan mindset kita sendiri. See? How much it affect our life.

Bukan perubahan yang terjadi rasa bersalah yang terlalu dalam. Tetapi hanya ada penyesalan dan kepahitan. Yang Yesus mau adalah pandang Yesus. Ia mengulurkan tangan-Nya untukmu. Ia mau kamu menyambut tangan-Nya dengan mengampuni dirimu sendiri. Everyone needs forgiveness. So do you.. Everyone needs compassion.. So do you... Daripada memilih untuk larut dalam rasa bersalah, pilihlah untuk ambil keputusan 180 derajat. Pilihlah untuk berubah dan berjalan sesuai kehendak Yesus kali ini. Taukah kamu, ketika kamu memilih berubah, maka rasa bersalah itu sedikit demi sedikit akan hilang. Karena tanpa kamu sadari, kamu melihat dirimu menjadi semakin layak bagiNya dan semakin serupa denganNya, dan itu yang Yesus mau!

Perlu saya tegaskan, bukan berarti saya mengajarkan untuk kita kehilangan hati nurani dan tidak lagi ada perasaan bersalah atas dosa. Big NO for that! Kalau berdosa dan tidak ada rasa bersalah lagi, itu masalah. Berarti sudah tidak peka pada apa kata Roh Kudus dan hati nurani mu. Kamu harus perbaiki itu dan bertobat sungguh-sungguh pada Tuhan. Point disini adalah agar tidak tenggelam dalam samudera perasaan bersalah! Melainkan memilih langkah yang bijaksana untuk pandang Yesus dan bangkit!

"Susah tau lakuinnya, ngomong mah gampang!". Some of you will say so.. Dan saya akan bertanya, "Memang nya gampang buat saya?" Tidak ada yang mudah untuk menjadi sebuah permata yang berharga. Tidak ada yang mudah untuk menjadi emas yang murni. Tidak ada yang mudah untuk menjadi mutiara yang bernilai mahal. Tapi, mau sampai kapan kita hanya fokus pada kesulitan tersebut? Sampai kita sudah tersesat jauh dan tidak tau jalan pulang? Kawan, marilah lembutkan hatimu dan terima KasihNya yang besar! Terimalah didikan! Terimalah kesakitan sebagai proses! Terimalah kehilangan sebagai hadiah dan pemberian! Maka kamu akan mengerti kebesaranNya! Trust me, when you want to start your step, you'll figure out His Mighty Hands on you.. You will see His hands who set you free.

So, Are you Worthy? Ofcourse you are more than worthy and more than precious, because Jesus' (the King of Kings) blood has set you free. He purchased you with the most expensive things that can't be changed by everything, and it's His Blood, Himself.

0 comments:

Post a Comment

 

a Gift from Father Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea