Pages

Saturday, 9 May 2020

Keyakinan yang kokoh

Posted by Winda Permata Sari at 20:28 0 comments
Semua orang bisa yakin akan suatu hal. Semua orang bisa percaya ketika melihat. Bahkan ada orang yang bisa percaya sekalipun tidak melihat. Tetapi, tidak semua orang dapat percaya dengan kokoh dan tak tergoncangkan.

Percaya saja tidak cukup dan begitu naif kita berkata itu semua cukup!

Terkadang saya bertanya-tanya kenapa? Kenapa ada begitu banyak orang yang mengawali dengan baik tetapi mengakhiri dengan menyerah? Kenapa ada begitu banyak orang yang bisa mengikut Kristus dengan fondasi iman yang keren dan luar biasa, tetapi akhirnya mundur? Kenapa orang-orang tersebut semula begitu yakin akan Kristus namun beberapa tahun kemudian menjadi orang yang 180 derajat berbeda?

Pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab, karena ini menentukan respon kita. Memang faktanya, manusia itu bisa berubah kapanpun. Tidak heran angka perceraian di dunia ini begitu tinggi. Karena orang berubah. Kenapa segalanya bisa dimulai dengan cinta dan diakhiri dengan kebencian? Sama halnya dengan mengikut Tuhan. Kenapa bisa dimulai dengan cinta yang tulus pada Tuhan dan diakhiri dengan rasa tawar hati?

Ada orang yang mundur karena pada akhirnya kecewa pada Tuhan. Ada orang yang mundur karena kecewa pada komunitas dan Gereja. Ada orang yang mundur karena kecewa pada situasi dan keadaan yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Ada orang yang mundur karena mengejar dunia dan segala kepuasannya. Lalu apa artinya engkau memulai semua itu?

Saya juga mengalami banyak hal yang tidak enak. Kekecewaan, tidak terima, dan lain-lainnya. Tetapi, bukankah kasih Tuhan terlalu besar untuk kita buang hanya karena semua keadaan yang kita alami. Seringkali sudut pandang kita yang tidak benar tentang siapa Tuhan lah yang membuat kekecewaan itu. Bukankah kekecewaan tidak akan hadir jika kita mengenal siapa Tuhan? Bukankah kekecewaan tidak akan ada jika kita tidak memiliki ekspektasi yang berlebihan? Bukankah memang pemikiran kita dan pemikiran Tuhan itu bedanya seperti tingginya langit dari bumi.

Apakah kamu berekspektasi dengan kamu mengikut Yesus, hidupmu akan diberkati dengan materi yang berlimpah-limpah? Apakah kamu berekspektasi dengan kamu mengikut Yesus, hidupmu akan penuh dengan kemuliaan dan harta dunia? Apakah kamu berekspektasi dengan kamu mengikut Yesus kamu akan mendapatkan pasangan hidup yang kamu impikan? Atau kamu berpikir akan dapat meraih masa depan yang kamu inginkan? Kalau begitu, itu jelas salah. Itu adalah keyakinan yang salah! Itu adalah dasar yang salah!

Saya sangat percaya bahwa Tuhan sanggup mengangkat kita lebih tinggi dari yang kita pikirkan. Saya sangat percaya bahwa Tuhan sanggup memberikan yang kita inginkan lebih daripada semua itu. Tuhan sanggup dan tanganNya tidak kurang kuat, tanganNya tidak kurang panjang untuk melakukan semua yang kita inginkan. Tetapi, Tuhan tidak pernah memberikan yang kita inginkan. Tuhan memberikan yang kita butuhkan. Yang benar-benar terbaik bagi kita. Bukan dalam versi kita tetapi dalam versi Tuhan.

Keyakinan kita akan kokoh hanya jika kita benar-benar mengenal sisi Tuhan yang sebenarnya. Dan tidak hanya mengenal, kita pun harus mengalami bahwa Tuhan benar-benar hidup dalam diri kita. Terakhir kita harus mau menerima sisi itu. Itulah makna terima Yesus yang sebenarnya. Bukan sekedar berdoa dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruslamat, namun menerima Tuhan sebagaimana Ia ada. Menerima kedaulatan, kekuasaan, kehendak, dan karakter Tuhan seutuhnya.

Tanpa semua dasar ini, maka iman kita hanya akan menjadi iman yang dapat berubah oleh waktu, keadaan, situasi, masalah, kekecewaan, kepahitan, kemunafikan, kekayaan, dan lain-lain.

Yesus yang saya sembah adalah Allah yang hidup. Saya mengakui itu dan mengalami itu. Sehingga tidak ada alasan untuk undur. Tidak ada alasan untuk goyah. Tidak ada alasan untuk melarikan diri dari proses yang Ia berikan. Sesakit apapun itu, pasti bisa dilewati! Karena saya kenal Allah saya, Ia tidak akan meninggalkan saya sendirian!

Mari terus bangun pengalaman pribadi bersama dengan Tuhan yang membuat hidupmu diubahkan dan menjadi kuat hari lepas hari! Hal ini berlaku untuk saya. Saya pun harus terus berjuang menaruh dasar yang teguh, yaitu Firman Tuhan sendiri! Finishing well adalah keputusan! Keputusan yang mutlak dari diri kita dan tindakan kita!

Wednesday, 15 April 2020

Love is Vulnerable

Posted by Winda Permata Sari at 02:41 0 comments
Ada petikan kalimat indah dari Buku C.S Lewis "The Four Loves"

To love it all is to be vulnerable. Love anything and your heart will be wrung and possibly broken. If you want to make sure of keeping it intact you must give it to no one, not even animal.
Wrap it carefully round with hobbies and little luxuries. Avoid all entanglements. Lock it up safe in the casket or coffin of your selfishness. But in that casket, safe, dark, motionless, airless, it will change. It will not be broken, it will become unbreakable, impenetrable, irredeemable,
To love is to be vulnerable.

Yap ungkapan ini sangat benar. Tidak ada cinta tanpa resiko. Tidak ada cinta tanpa rasa sakit. Cinta/ kasih itu berkorban, menderita dan menyerah atas segalanya. Seperti Yesus yang mencintai kita. Ia merelakan segalanya untuk mencintai kita. Merelakan TahtaNya untuk turun sebagai manusia biasa menebus setiap kita. Menderita di atas kayu salib. Dikhianati oleh seluruh ciptaanNya sendiri, bahkan orang-orang terdekatNya (murid-muridNya). Tetapi dengan semua rasa sakit itu Yesus tidak menyerah! Karena Yesus adalah Kasih! Ia tidak bisa memungkiri diriNya.

Kalau gak mau ambil resiko rasa sakit yang akan ditanggung karena cinta, maka janganlah mencintai apapun selain dirimu sendiri! Kurunglah hatimu dalam peti mati keegoisanmu seperti kata ungkapan yang di tulis C. S. Lewis di atas. Tapi jaminan yang pasti ketika anda melakukannya, maka anda akan merasakan hampa dan kekosongan yang amat dalam. Dan semakin hari, anda akan menjadi pribadi yang semakin keras dan tidak bisa ditembus oleh apapun. Parahnya, tidak dapat diubahkan!

Mau berapa lama lagi kah kita keraskan hati kita? Sampai tidak ada yang tersisa dan tidak ada yang bisa diubah? Mau berapa lama lagi kah kita membenarkan segala kekecewaan di hati kita? Sampai hati kita menjadi dingin dan tidak ada lagi penebusan yang berlaku untuk kita? Mau berapa lama lagikah kita menolak Yesus yang terus mengetuk pintu hati kita? Sampai waktu kedatanganNya tiba dan hanya ada ratap tangis yang juga tak bisa mengubah apapun?

Mengasihi memang resiko, tetapi tidak berarti kita trauma dan berhenti mengasihi. Karena manusia sampai kapanpun akan membutuhkan kasih! Terutama kasih kepada Tuhan yang adalah pencipta kita!

Jika sakit, maka sembuhkan sakit itu! Bukan lari! Apakah lari menyembuhkan sakit itu?? Tidak! Lari hanya membuat sakit itu tidak terasa, tetapi lukanya tidak pernah sembuh. Anda hanya merasa anda baik-baik saja disaat sebenarnya luka itu semakin meradang tanpa anda sadari.

Datang padaNya dan sembuhkan dirimu dari luka apapun yang masih tersisa di hatimu dan percayalah, pasti damai sejahtera akan menyertaimu..

Don't give up hope! Keep fighting!


Monday, 13 April 2020

Worthy or not?

Posted by Winda Permata Sari at 08:24 0 comments
Karena kita adalah manusia yang tidak pernah luput dari segala kesalahan dan dosa, pasti sering mucul di benak kita. Layak kah kita? Memang sih darah Yesus sudah menebus dosa kita dengan sempurna! Memang sih pengorbanan Yesus di kayu salib menebus dosa kita. Tapi pernah kah kita berada pada posisi dimana kita sedang berjuang untuk hidup serupa dengan Yesus, namun di saat yang bersamaan kita jatuh ke lubang yang sama berulang kali? Posisi dimana kita merasa bodoh atas segala dosa yang kita lakukan. Posisi dimana kita merasa muak terhadap diri kita sendiri. Posisi dimana kita yang tidak bisa mengampuni diri kita sendiri, karena faktanya saya tau yang benar tetapi saya lah yang melanggar kebenaran yang saya tau. Hal ini seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula. Rasa bersalah menjadi dua kali lipat daripada saat kita tidak tau bahwa kita salah.

Pada saat seperti ini, masih kah kita dapat mengatakan bahwa saya layak karena darah Yesus yang melayakan saya? Masih bisa kah kita mengatakan pada diri kita sendiri bahwa kita telah diampuni? Yang ada kita malah berpikir, "Memang sih Alkitab bilang saya sudah diampuni, tapi......" Dan alasan kita beserta segala fakta rasional kita keluar begitu saja. Seakan lebih benar daripada segala Firman Tuhan. Dan fakta palsu itu mulai menipu kita dengan mendengung-dengungkan bahwa kita tidak layak atas darah Yesus. Tidak jarang kita mendengar "Memang darah Yesus sudah mengampunimu, dan itu sekali di atas kayu salib. Kamu lah yang terlalu bebal dan melakukan dosa yang sama terus menerus. Kamu lah yang tidak bisa memanfaatkan darah Yesus". Entah kenapa mendengar ini seakan dapat lebih mudah diterima daripada fakta bahwa kita diampuni.

Memang sebagai orang yang diampuni oleh darah Yesus, bukan berarti kita boleh hidup semena-mena dan sesuka hati kita. Bukan berarti kita berhak untuk terus hidup di dalam dosa. Itu namanya kita tidak menghargai darah Yesus. Tetapi, dengan tegas saya katakan, bukan berarti kita hidup terbelenggu dengan perasaan bersalah dan tidak layak. Sebab Yesus saja tidak menghakimi kita. Yesus tidak memanggil kita dengan segala dosa dan pelanggaran kita. Yesus memanggil kita dengan nama kita. Iblis lah yang memanggil kita dengan dosa-dosa kita, "Hei kamu pengkhianat! Hei kamu pembohong! Hei kamu munafik! Iblis lah yang berkata-kata seperti itu, bukan Tuhan.

Sekarang mari masuk lebih dalam dan introspeksi diri kita lebih dalam lagi. Apakah alasan kita menghakimi diri kita begitu hebatnya? Sebagian besar orang yang saya amati terpuruk dalam rasa bersalahnya termasuk diri saya sendiri, cenderung untuk fokus hanya pada kesalahan. Fokus mereka tertuju pada seberapa buruk mereka telah jatuh, berdosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan. Fokus mereka bukan kepada Kristus dan apa yang dapat Kristus lakukan dalam hidup mereka, melainkan pada seberapa banyak kehancuran yang telah terjadi. Secara tidak sadar, ketika fokus tertuju pada dosa, maka kita tidak akan maju. Kita hanya akan berhenti disitu dan semakin larut dalam perasaan bersalah. Ini seperti tenggelam dalam samudera paling dalam tanpa pertolongan sedikitpun. Bahkan ketika ada pertolongan kita seperti menenggelamkan diri kita lebih dalam lagi dengan mindset kita sendiri. See? How much it affect our life.

Bukan perubahan yang terjadi rasa bersalah yang terlalu dalam. Tetapi hanya ada penyesalan dan kepahitan. Yang Yesus mau adalah pandang Yesus. Ia mengulurkan tangan-Nya untukmu. Ia mau kamu menyambut tangan-Nya dengan mengampuni dirimu sendiri. Everyone needs forgiveness. So do you.. Everyone needs compassion.. So do you... Daripada memilih untuk larut dalam rasa bersalah, pilihlah untuk ambil keputusan 180 derajat. Pilihlah untuk berubah dan berjalan sesuai kehendak Yesus kali ini. Taukah kamu, ketika kamu memilih berubah, maka rasa bersalah itu sedikit demi sedikit akan hilang. Karena tanpa kamu sadari, kamu melihat dirimu menjadi semakin layak bagiNya dan semakin serupa denganNya, dan itu yang Yesus mau!

Perlu saya tegaskan, bukan berarti saya mengajarkan untuk kita kehilangan hati nurani dan tidak lagi ada perasaan bersalah atas dosa. Big NO for that! Kalau berdosa dan tidak ada rasa bersalah lagi, itu masalah. Berarti sudah tidak peka pada apa kata Roh Kudus dan hati nurani mu. Kamu harus perbaiki itu dan bertobat sungguh-sungguh pada Tuhan. Point disini adalah agar tidak tenggelam dalam samudera perasaan bersalah! Melainkan memilih langkah yang bijaksana untuk pandang Yesus dan bangkit!

"Susah tau lakuinnya, ngomong mah gampang!". Some of you will say so.. Dan saya akan bertanya, "Memang nya gampang buat saya?" Tidak ada yang mudah untuk menjadi sebuah permata yang berharga. Tidak ada yang mudah untuk menjadi emas yang murni. Tidak ada yang mudah untuk menjadi mutiara yang bernilai mahal. Tapi, mau sampai kapan kita hanya fokus pada kesulitan tersebut? Sampai kita sudah tersesat jauh dan tidak tau jalan pulang? Kawan, marilah lembutkan hatimu dan terima KasihNya yang besar! Terimalah didikan! Terimalah kesakitan sebagai proses! Terimalah kehilangan sebagai hadiah dan pemberian! Maka kamu akan mengerti kebesaranNya! Trust me, when you want to start your step, you'll figure out His Mighty Hands on you.. You will see His hands who set you free.

So, Are you Worthy? Ofcourse you are more than worthy and more than precious, because Jesus' (the King of Kings) blood has set you free. He purchased you with the most expensive things that can't be changed by everything, and it's His Blood, Himself.

Even If

Posted by Winda Permata Sari at 04:05 0 comments
Ada satu lagu yang benar benar menggambarkan iman kita seharusnya terhadap Tuhan. Lirik lagunya seperti ini:

EVEN IF- MercyMe

They say sometimes you win some
Sometimes you lose some
And right now, right now I’m losing bad
I’ve stood on this stage night after night
Reminding the broken it’ll be alright
But right now, oh right now I just can’t
It’s easy to sing
When there’s nothing to bring me down
But what will I say
When I’m held to the flame
Like I am right now
I know You’re able and I know You can
Save through the fire with Your mighty hand
But even if You don’t
My hope is You alone
They say it only takes a little faith
To move a mountain
Well good thing
A little faith is all I have, right now
But God, when You choose
To leave mountains unmovable
Oh give me the strength to be able to sing
It is well with my soul
I know You’re able and I know You can
Save through the fire with Your mighty hand
But even if You don’t
My hope is You alone
I know the sorrow, and I know the hurt
Would all go away if You’d just say the word
But even if You don’t
My hope is You alone

Lagu ini mengingatkan akan bagaimana sikap hati Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang berani untuk tetap menyembah Tuhan walaupun akan dibuang ke perapian yang menyala-nyala. Mereka TIDAK PEDULI jika untuk Tuhan yang mereka sembah, mereka harus kehilangan nyawa. Bahkan jika (even if) Tuhan TIDAK MENOLONG, tidak menjadi alasan bagi mereka untuk meninggalkan Tuhan.
Lagu ini melatarbelakangi kisah sebenarnya dari penulis lagu ini dimana ia bergumul menghadapi kenyataan hidupnya yang tidak seindah apa yang terlihat di atas panggung. Ada moment dimana ia harus menghadapi anaknya yang menderita penyakit Diabetes tipe I sejak usia 2 tahun. Belasan tahun sudah doa-doa dipanjatkan, namun Tuhan tetap tidak menolong. Namun hal yang luar biasa adalah penulis lagu ini yang bisa tetap mengatakan bahwa Tuhan tetap baik. Tuhan tetap segalanya. Bukan karena apa yang baik yang ia terima. Tapi karena ia menjadikan Tuhan segalanya dalam hidupnya, dan karena ia percaya Tuhan memang tetap baik apapun yang terjadi. Ada suatu rancangan yang terbaik pastinya untuk anaknya walaupun harus memiliki penyakit tersebut. 
Setiap kita yang bernafas tidak akan luput dari sakit penyakit, penderitaan, permasalahan hidup dan pergumulan apapun baik itu ekonomi, keluarga, dan lain-lain. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa semuanya akan mulus dan tanpa masalah ketika kita mengikutNya. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa semua tantangan akan dihindarkan dari kita sebagai pengikut Kristus dan anak Nya. Kita tetap akan menghadapi semua hal menyakitkan itu. TAPI Tuhan janji bahwa Ia tidak meninggalkan kita. Tuhan janji bahwa Ia memberikan yang terbaik bagi kita. Tuhan janji bahwa rancanganNya adalah bukan rancangan yang mendatangkan kecelakaan. RancanganNya adalah rancangan damai sejarahtera. Itu janjiNya. 
Apa yang menjadi masalahmu hari hari ini? Mungkin kamu berdoa agar semua permasalahan itu pergi darimu. Namun, masalah itu bukan pergi justru menjadi semakin rumit. Pernahkah kamu berpikir dan memandang dari sudut pandang Tuhan. Apa yang baik menurutmu belum tentu baik menurut Tuhan. Bukankah rancanganNya setinggi langit dari bumi jika dibandingkan dengan rancangan kita sebagai manusia? 
Bukan Tuhan kurang mampu untuk menolongmu! Bukan Tuhan kurang sanggup untuk mengulurkan tanganNya bagimu. Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menjamahmu. Belajarlah untuk memahami alasan Tuhan tidak mengizinkan segalanya terjadi sesuai kehendakmu. 
Dalam hidup saya berkali-kali Tuhan izinkan semua rencana, angan-angan, impian saya menjadi kandas begitu saja. Saya berpikir ketika saya ikut Tuhan 8 tahun lalu rancangan damai sejahtera dari Tuhan adalah ketika saya berhasil menjadi seorang dokter hebat yang memiliki pasangan hidup yang luar biasa dan kita sama-sama melayani Tuhan dalam GerejaNya. Menjadi seorang ibu rumah tangga yang mengasihi suami dan anak-anaknya sehingga merefleksikan Tuhan dalam hidup saya dan keluarga saya. Namun apa yang terjadi? Keluarga saya bangkrut tepat saat saya akan kuliah. Alih-alih kuliah sebagai dokter, saya hampir hampir tidak bisa kuliah. Kasih karunia Tuhan akhirnya menuntun saya untuk berkuliah jurusan Farmasi di sebuah universitas swasta yang tidak terkenal. Saya menjalani proses Tuhan dengan segala kesakitan sampai akhirnya saya bisa menerima kehendakNya dan mengerti apa yang Tuhan inginkan dalam hidup saya. Tuhan mengizinkan saya memiliki seorang pasangan yang berkomitmen sungguh-sungguh pada saya dan mengasihi saya apa adanya. Tuhan mengizinkan saya memiliki adik-adik rohani yang menjadi alasan saya untuk tetap kuat. Saya mengasihi mereka dan berjuang untuk hidup benar di hapadan Tuhan bersama sama dengan mereka dalam sebuah komunitas di Gereja saya. Namun apa yang terjadi.. Ada waktu dimana Tuhan izinkan saya kehilangan adik-adik rohani saya. Saat mereka akhirnya memilih untuk mengikuti dunia ini dan meninggalkan Tuhan, hati saya hancur berkeping-keping seperti patah hati rasanya. Orang yang selama ini ada dan mendukung saya sudah tidak ada di sisi saya. Tarikan dunia begitu keras, tidak hanya adik-adik rohani saya bahkan saudara-saudara rohani yang lain pun satu persatu meninggalkan Tuhan dan memilih dunia yang sangat menggiurkan ini. 
Tidak berhenti sampai disitu. Seakan proses ini belum cukup menyakitkan, Tuhan kembali izinkan saya mengalami dilema dalam hal pekerjaan saya. Sebagai lulusan farmasi yang sejujurnya memiliki kerinduan untuk berkarir di bidangnya, mengumpulkan uang dan membahagiakan orangtua saya, Tuhan justru mengizinkan saya menjadi seorang guru SD di sebuah sekolah. Di luar ekspektasi saya. Seakan 4 tahun saya berada di jurusan Farmasi menjadi omong kosong. Tidak cukup dengan hal itu. Pasangan yang selama ini membangun komitmen dengan saya dan begitu mengasihi saya. Pasangan yang saya pikir akan Tuhan berikan sebagai yang pertama dan terakhir dalam hidup saya. Ia meninggalkan saya pada akhirnya ketika kita sedang merencanakan pernikahan kita. 
Saya punya begitu banyak alasan untuk kecewa dan meninggalkan Tuhan. Tidak ada satupun dalam hidup saya yang berjalan sesuai angan-angan dan harapan saya. Bahkan sekalipun yang saya harapkan, katanya adalah untuk memuliakan Tuhan. Tuhan katakan tidak untuk itu semua. Saat ini saya sedang bergumul dengan semua hal ini. Tetapi saya mau katakan, Yesus baik! Saya memang tidak tau saat ini, apa yang menjadi akhir dari segala pergumulan ini. Saya tidak tau apa yang terjadi di kemudian hari. Saya tidak tau apa yang Tuhan mau persiapkan di depan sana. Tapi satu yang saya tau, Tuhan saya tidak pernah salah. Tuhan saya baik. Yesus yang saya sembah tidak akan meninggalkan saya apalagi cuma iseng memberikan semua pergumulan ini. Yesus baik dan saya tidak akan meninggalkanNya. Ini tidak seberapa jika saya bandingkan dengan pengorbanan Yesus di atas kayu salib 2000 tahun lalu untuk saya dan kita semua. Apa yang saya alami hanyalah serpihan kecil daripada apa yang Yesus lakukan bagi saya. Bahkan jika Tuhan tidak ubah keadaan saya dan saya tetap kehilangan orang yang saya cintai, Tuhan tetap baik! 
Dalam mengikut Tuhan iman dan ketaatan sangat dibutuhkan. Ketaatan lah yang akan mendatangkan pengertian. Bukan sebaliknya. Maukah kita memiliki iman seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Maukah kita memiliki iman seperti penulis lagu di atas.. Iman yang berani berkata Even If God doesn't help me, I will still worship Him until the rest of my life. 

Keep up your spirit! Don't let your fire suppressed! Fight my friends !! 

Sunday, 12 April 2020

REGRET

Posted by Winda Permata Sari at 09:09 0 comments
Topik satu ini bener bener gak gampang untuk dibahas. Jujur, penyesalan adalah hal yang tentunya paling kita gak mau terjadi dalam hidup kita. Kita berjuang menata hidup kita sebaik mungkin setiap harinya agar kita tidak akan menyesali apapun di kemudian hari. Sama dengan saya. Saya paling tidak mau menyesal! Itu adalah salah satu ketakutan terbesar saya.

Tapi justru, disinilah Tuhan didik saya. Saya sangat takut menyesal dan saya mencoba hidup sedemikian rupa agar tidak akan menyesal, namun sebagai manusia saya tidak luput dari kesalahan. Ternyata ada aja keputusan sembrono saya yang salah dan akhirnya membuat banyak penyesalan dalam hidup saya.

Dulu, saya tidak berpikir bahwa keputusan sembrono ini akan membuat saya kehilangan orang-orang yang saya sayangi. Dan terakhir, saya harus kehilangan orang yang paling saya cintai. Saya tidak mau bilang ini adalah rencana Tuhan. Karena alasan saya kehilangan pribadi-pribadi yang berharga ini adalah murni kesalahan saya. Tapi Tuhan tidak pernah kalah akan kegagalan kita. Memang saya gagal dan saya salah. Dan semua bukan salah Tuhan. Bukan karena rancangan Tuhan atas hidup saya gagal. Tetapi Tuhan punya seribu cara untuk menjadikan kegagalan saya sebagai keberhasilan Tuhan untuk memberika rencana terbaikNya bagi saya.

Saat ini, setiap kali saya mengingat ke belakang tentang semua kesalahan saya, jujur sangat menyakitkan dan saya belum bisa berhenti menyalahkan diri saya sendiri. Tetapi, saya tidak mau larut di dalamnya. Keputusan saya adalah untuk mengampuni diri saya sendiri (walaupun susah) dan terus maju ke depan. Saya tidak bisa hidup di masa lalu. Tuhan saya saja sudah mengampuni saya dan menerima saya apa adanya. Maka, saya pun harus bisa mengampuni diri saya sendiri dan menerima kemerdekaan dari Yesus Kristus yang telah menebus saya dengan darahNya yang mahal.

Saat ini, saya tidak bisa melihat segalanya menjadi indah. Kesalahan saya seakan telah meruntuhkan segalanya dan membuat semuanya habis tak tersisa, namun saya percaya Tuhan saya tidak pernah gagal. Tuhan saya tidak menjadi tidak berdaya atas segala kegagalan saya. Yang penting, saya tidak boleh menyerah dalam mengikut Tuhan! Saya harus tetap berjuang! Oke, taburan saya yang dulu adalah taburan yang buruk dan sekarang saya harus menuai yang buruk, karena Tuhan itu adil. Tapi saya tidak mau berhenti untuk menabur yang benar, agar saya dapat menuai yang benar juga! One day saya akan bisa menuai segala yang baik jika mulai dari sekarang dan seterusnya saya berjuang untuk menabur yang baik dan benar sesuai dengan Firman Tuhan!

Gampang atau gak? Mau mati rasanya! Apalagi kalau sudah soal cinta! Luka karena cinta berbekas sangat dalam sampai hati yang paling dalam dan tidak semudah itu untuk disembuhkan. Tapi, untuk apakah kecewa? Untuk apakah terluka? Untuk apakah pahit? Semua kita yang putuskan!

Saya memang menyesal akan segala kesalahan saya sehingga saya kehilangan orang-orang penting dalam hidup saya, tetapi saya tidak menyesal akan keberadaan mereka dalam hidup saya. Sekalipun keberadaan mereka menyakitkan bagi saya, saya tidak mau menjauhi mereka ataupun membenci mereka. Terlebih, saya tidak menyesal pernah mengenal mereka dalam hidup saya, karena merekalah yang menjadi sarana Tuhan membentuk dan mendewasakan saya menjadi pribadi yang ada di hari ini..

So, kalau kita bicara regret, setiap orang punya penyesalannya masing-masing. Mari responi setiap penyesalan apapun dalam hidupmu dengan benar! Jangan terus menerus hidup di masa lalu! Move on! Life must be go on! Kalau memang kamu pernah salah, mungkin kamu pernah melukai anakmu, istrimu, suamimu, pasanganmu, sahabatmu. Mungkin kamu pernah mengambil keputusan yang hanya ambisimu dan kamu menyesalinya sekarang setelah kamu mengalami konsekuensinya. Jangan terpuruk kawan! Mulailah ampuni dirimu sendiri! Sadarkah kamu ketika kamu menyesal, orang yang paling terluka adalah dirimu sendiri! Ampuni dirimu sendiri! Belajarlah terima kenyataan yang merupakan konsekuensinya! Dan percayalah bahwa Tuhan bisa memakai kegagalanmu sebagai rencanaNya untuk memberkatimu, untuk memulihkanmu, untuk membawamu mengenal Yesus lebih lagi!


So, let's thankful for the scars. Let's thankful for the pain. Let's thankful for the regret! Thankful because they have been lessons of our life!

And last I want to share this song to you:

SCARS
Song Writer: Ethan Hulse/ Jon Mcconell/ Matthew Armstrong/ Matthew Hein

Waking up to a new sunrise
Looking back from the other side
I can see now with open eyes
Darkest water and deepest pain
I wouldn't trade it for anything
Cause my brokenness brought me to You
And these wounds are a story You'll use

So I'm thankful for the scars
Cause without them I wouldn't know Your heart
And I know they'll always tell of who You are
So forever I am thankful for the scars

Now I'm standing in confidence
With the strenght of Your faithfulness
And I'm not who I was before
No, I don't have to fear anymore

So I'm thankful for the scars
Cause without them I wouldn't know Your heart
And I know they'll always tell of who You are
So forever I am thankful for the scars

I can see, I can see...
How You delivered me
In Your hands. In Your feet
I found my Victory

So I'm thankful for the scars
Cause without them I wouldn't know Your heart
And I know they'll always tell of who You are
So forever I am thankful for the scars


Thank you for the writer of this song. This song has blessed me so much...

"We know God's heart more when we can overcome our scars, forgive ourselves, forgive everyone surrounds us and thankful for the scars. Because this is what Jesus has done at Calvary when He said forgive them because they don't know what they've done."

God is NEVER wrong

Posted by Winda Permata Sari at 05:50 0 comments
It has been so long time I didn't share anything from this blog. But through all my process in following Jesus, now I can trully say thank you to Jesus. When I see this blog again, I remember all the memories that I have been through with Jesus.

Nowadays, my life in following Jesus is not as smooth as what I always expect. It's not like what I wished 8 years ago. But from the storms that I face, now I can see His Mighty Hands who help me so much. And this makes my faith become stronger and stronger.

Do we say God is good because all that we expect come true? Do we say that we are blessed when our dream come true?
If you think so friends, you won't know the trully Jesus is.
Because what we think is not always the best. And we know nothing.

Even the Bible say in James 4:14 (NET)
"You don't know about tomorrow. What is your life like? For you are a puff of smoke that appears for a short time and then vanishes."

We even don't know about tomorrow. How can we know that our perspective is better than God's perspective?

Having trouble in life will not make my God become powerless! He is still God of my life. And He is always good. So instead of judging God's doing mistake, I choose to decide to lay it all down in His hands.

And yeah... As always I will see His hands will overcome all the troubles and set me free. I will understand the parts that I can't see now.

Keep up your spirit, friends! We can do it! We are never alone!

Monday, 31 August 2015

Tanah yang tandus menjadi subur menjadi pohon dan berbuah

Posted by Winda Permata Sari at 20:17 0 comments
1 Tesalonika 5:14
"Kami juga menasihati kamu saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang."

Meminta tiada tara
meminta tanah subur gembur dan siap
Siap untuk semua benih
yang ditabur di waktu tanam

meminta hanya yang subur
berdoa hanya yang subur
berharap hanya yang subur
menyayangi hanya yang subur

Tanpa menyadari bahwa
subur itu dari tandus
Buat Tuhan terlalu mudah
amat mudah tuh mengubah

Bukalah hati penuh sabar
tuk menggenggam tandus-tandus itu
Agar mereka terpelihara
menjadi tanah-tanah yang siap

Bukalah tanganmu dan ambilah
air hidup itu curahkan
perlahan tapi pasti
beri juga makan cacing Firman
agar yang tandus jadi gembur
agar tak siap jadi siap

Biar tanah itu kemudian berpohon
Setelah berpohon, berbuah manis

Bukankah Tuhan tidak memerintahkanmu hanya pada yang tandus?
Bukan Tuhan tidak memerintahkanmu hanya pada yang mau mendengar?
Bukankah Tuhan memerintahkanmu untuk pergi pada segala bangsa?

Biarlah doamu berperang didepanmu.
Melunakan tanah tandus itu
Sehingga siap untuk ditabur
Sehingga siap untuk dituai



Jangan pandang orang kalau kita mau menginjil. Injili semuanya! Walaupun orang itu adalah orang yang keras. Jangan batasi kuasa Tuhan untuk memulihkan! Tuhan jauh lebih sanggup dari yang kita bayangkan!
Biarlah kita melihat tangan Tuhan bekerja atas kelemahan kita untuk memulihkan orang-orang yang terhilang.. !!

...Jesus Bless You...

 

a Gift from Father Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea