Pages

Monday 31 August 2015

Everlasting Freedom

Posted by Winda Permata Sari at 20:04
Merdeka !!! Udah lewat yakk tanggal 17 Agustus kemarin hehe... :p
Tapi kemerdekaan yang Yesus berikan adalah sebuah kemerdekaan yang EVERLASTING!!
Abadi, kekal, dan selama-lamanya itulah yang Tuhan sudah berikan buat setiap anak-anak Tuhan.
Here I want to share about my experience with Jesus, bagaimana Yesus memerdekakan dan membebaskan saya dari semua belenggu yang mengikat saya.

        Aku adalah seorang wanita yang lahir di keluarga yang belum mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Kehidupan keluargaku adalah kehidupan yang aku pikir seperti anak-anak pada umumnya. Aku merasa selalu bahagia. Aku memiliki papa yang sangat menyayangi aku. Papa yang sangat perhatian padaku. Tapi, aku punya mama yang cukup perfeksionis, terutama soal kebersihan rumah. Sedikit saja hal yang tidak sempurna membuat aku pasti dimarahi. Hari-hariku adalah hari-hari meminta pembelaan dari papa hehe :p. Namun, karena aku tidak begitu dekat dengan mama, membuat pembentukan kepribadianku tidak begitu baik. Aku tidak bisa menceritakan apapun pada mama tentang apa yang aku alami. Dan entah kenapa, bagiku terlalu sulit untuk bercerita pada papa tentang apa yang aku alami di lingkungan, khususnya di sekolah. Ini membuat aku bertumbuh menjadi pribadi yang tertutup, pemalu, sensitif, dan perasa. Namun, aku juga tumbuh sebagai pribadi yang manja yang gak bisa melakukan apa-apa sendiri (alias selalu ngandelin papa)
        Hari demi hari terus berganti, ketika aku di kelas 2 semester 2 aku pindah ke Bandung, tepatnya kota Cimahi. Disana aku melanjutkan masa kecilku, yang semula adalah di Tanggerang. Di Bandung aku kembali menjadi pribadi yang pemalu, tertutup, sensitif, perasa, juga manja. Namun, disini aku mulai belajar namanya bersosialisasi. Aku mulai belajar berteman dan memiliki sahabat-sahabat. Aku merasa aku bertumbuh normal secara pribadi dan tidak ada masalah. Tanpa aku sadari sebenarnya aku bertumbuh sebagai seorang pribadi yang kutu buku dan semakin tertutup dari sosialisasi dengan dunia luar. Aku hanya bersahabat akrab dengan orang-orang yang pintar. Dengan orang-orang yang aku pikir tidak akan membuat nilaiku turun. Dengan orang-orang yang aku pikir tidak akan membuat aku pacaran di usia masih kecil. Dengan orang-orang yang alim-alim aja istilahnya. Itu semua karena sebuah statement yang orangtuaku selalu ulang-ulang. Intinya adalah bahwa orang yang sukses adalah orang yang pintar, orang yang ga gaul, orang yang ga pacaran sekarang. Itu membekas dan membentuk paradigma berpikir yang sangat membatasi aku di segala hal. Aku tumbuh dengan wawasan pergaulan yang sangat sempit.
        Hingga aku duduk di kelas 8 SMP hal ini masih biasa saja bagiku. Mendapat rank 1 adalah penghiburan yang sudah cukup menghibur bagiku. Dan menjadi rank 1 membuat aku tidak menginginkan berteman dan bergaul seperti teman-temanku pada umumnya. Menjadi rank 1 membuat aku tidak mau berpacaran dengan siapapun, karena bagiku tidak ada gunanya. Menjadi rank 1 membuat aku membatasi diriku dalam hal bergaul. Hanya orang-orang yang pantas untuk bergaul bersama denganku, yang aku ajak bergaul.
        Tetapi, puncak masalah yang juga menjadi cara Tuhan memulihkanku tiba. Yaitu saat aku kelas 9 SMP. Saat ini adalah saat dimana aku harus pindah ke Cibinong. Aku pindah ke Cibinong tanpa alasan yang layak. Lucu juga sih kalau di pikir-pikir. Kan aneh ya, masa ia pindah tanpa alasan. Tapi itu yang terjadi. Papaku masih bekerja di Bandung. Aku pindah ke Cibinong hanya karena mama ga mau tinggal di kota Cimahi lagi, karena terlalu dingin, bikin sakit. Ajaib sekeless!! Padahal setahun lagi kan aku lulus SMP. Kenapa ga selesein dulu SMP nya kan yaa.
        Di Cibinong inilah aku mengalami suatu puncak belenggu kehidupan yang sebenarnya. Tapi di Cibinong ini jugalah aku mengalami pemulihan yang seutuhnya dari Tuhan. Diawali dengan sekolah baru di Cibinong. Tentunya kalau sekolah baru berarti adalah adaptasi baru dong :p. Awalnya aku kira ini akan mudah karena aku pintar. Tinggal cari orang pintar dan temenan deh sama dia. Tapi oh ternyataaa... Dengan kepribadian yang terbentuk dari dulu ini tanpa ada pembentukan dari orangtuaku, membuat aku sama sekali gak bisa berbaur. Aku hanya bisa berteman dengan orang-orang yang diasingkan di kelas. Aku tidak bisa akrab, benar-benar akrab pada siapapun. Akibatnya tidak ada tempat untuk aku bisa mencurahkan isi hatiku. Tidak ada tempat untuk aku berbagi suka dan duka. Disinilah aku mengalami kekosongan dalam hatiku untuk pertama kalinya. Ini membuat aku semakin hari semakin tidak bersemangat. Parahnnya gambar diriku yang semula tidak buruk-buruk amat, menajadi hancur. Aku merasa sangat tidak berharga. Sama sekali tidak berharga. Tidak ada yang mau benar-benar berteman denganku karena aku mungkin.... Itu selalu menghantuiku. Mungkin karena aku terlalu tidak proporsional secara fisik, mungkin karena aku kurang cantik. Mungkin karena aku terlalu culun dan terlalu kutu buku.
        Setiap hari aku menyalahkan diriku akan apa yang aku alami. Padahal ga ada satupun yang bilang aku ga berharga. Tapi, karena ini tidak sesuai dengan apa yang aku mau, ini membuat aku menuduh diriku.Karena aku begini, begini, begini. Semakin tertekanlah roh dan  jiwaku. Semakin aku gak bisa menerima siapa aku. Semakin aku gak bisa menerima keberadaanku. Semakin terbelenggulah aku. Inilah titik balik yang Tuhan pakai untuk memerdekakan aku... Yesus memanggilku untuk mengikut Dia. Yesus memanggil dan membebaskan aku. Waktu itu aku ikut sebuah komsel (komunitas sel), bernama Cool dari GBI Tapos Cibinong. Disinilah aku kenal cc rohani ku, dan koko rohani yang membantu aku untuk mengenal Yesus lebih dalam lagi dan mengalami pemulihan. Lalu aku ikut sebuah healing camp (kemah pemulihan), namanya adalah HMC (Healing Movement Camp). Disini ada sebuah sesi tentang gambar diri yang dibahas dan dikupas. Aku pun mengalami pemulihan .. Haleluyahh !! Thanks Jesus !



Itulah kisah bagaimana Yesus memerdekakan aku. Panjang yaa... hehe :p Tapi itu baru pembukanya hehehe...
Yang aku mau bagiin adalah The Everlasting Freedom. Kemerdekaan yang abadi. Setelah dipulihkan, tergabung dalam Cool dan ikut HMC bahkan, aku memang dibebaskan dari belenggu-belenggu yang mengikatku. Iblis telah dikalahkan dan aku memang telah dibebaskan dan dipulihkan seutuhnya. Namun, ada bagian yang harus aku lakukan. Tuhan sudah membebaskan aku oleh Roh Nya. Namun aku harus berjuang melawan dagingku sendiri yang masih bisa jatuh dalam dosa. Tuhan sudah membebaskan aku dari ikatan dosa, namun aku masih tinggal di dunia ini dalam daging. Aku masih bisa sewaktu-waktu jatuh dalam dosa, bahkan dosa yang sama. Terlebih ini adalah dosa yang telah dipupuk iblis dalam kepribadian dan mentalku selama 14 tahun. Waktu yang cukup lama untuk menanam sebuah pohon hingga berakar kuat di tanah. Aku harus tetap berperang melawan kecenderungan diriku melakukan dosa. Iblis pun tidak begitu saja membiarkan aku merdeka. Bahkan ketika Tuhan Yesus dicobai oleh iblis pun, dan Tuhan Yesus telah menang, apa yang iblis lakukan? Ya, iblis menunggu saat yang tepat untuk menjatuhkan Yesus.
"Lukas 4:13  Sesudah iblis mengakiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik."

Itulah yang iblis coba kerjakan setelah aku dipulihkan. Berusaha untuk menjatuhkan aku. Aku terus berperang dan berperang. Namun, gambar diriku terasa belum benar-benar dipulihkan. Aku kembali pada masa-masa dimana aku merasa tidak bisa menerima diriku apa adanya. Tapi, kemudia aku bangkit dan menang daripada iblis. Kemudian aku jatuh lagi. Dan bahkan semakin jatuh. Tidak hanya tidak bisa menerima diriku apa adanya melainkan juga tidak bisa menerima orang-orang disekitarku apa adanya. Aku menjadi tidak bisa menerima orangtuaku apa adanya. Orang-orang terdekatku. Karena aku tidak bisa menerima diriku apa adanya, aku pun tidak bisa menerima orang lain. Karena aku selalu menuntut diriku, aku pun menjadi seorang yang selalu menuntut orang lain melakukan apa yang aku mau. Aku menjadi tidak dapat menghormati orangtuaku. Aku menjadi susah mengampuni. Aku lelah dengan semua ini. Rasanya ingin mengakhiri saja. Aku tidak bisa menerima ketidakberhargaanku. Aku merasa orang lain jauh lebih hebat dan lebih luarbiasa. Aku bukan apa-apa. Kadang juga aku malah merasa lebih dari yang lain. Emm, menyedihkan. Namun, disitulah Yesus mengingatkan aku. Dan kuasa-Nya menjadi sempurna di dalam aku.Yesus mengingatkan aku tentang Matius 12:43-45. Judul perikopnya Kembalinya Roh Jahat

43"Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya.
44Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.
45Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu (orang yang telah dibebaskan sebelumnya) lebih buruk dari pada keadaanya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini."

Wow. Ternyata selama ini, setelah aku dipulihkan. Aku membiarkan hatiku tidak selalu dipenuhi oleh Roh Kudus. Aku membiarkan hatiku kosong dan tertata rapih tanpa ada Roh Kudus yang memilikinya. Aku tidak hidup dipenuhi oleh Roh, melainkan aku membiarkan hidupku dipenuhi oleh kedaginganku.


Saat ini lahh.. Aku datang pada Yesus aku mencurahakan semua yang aku alami. Aku mengatakan semuanya. Dan aku meminta kemerdekaan sejati yang daripada Yesus The Everlasting Freedom!! Aku berseru pada Yesus. Dan sungguh, aku merasakan kuasa Yesus menaungi hidupku dan memulihkan aku seutuhnya. Kini, aku hidup di dalam Everlasting Freedom yang Tuhan Yesus telah berikan. Jiwaku tidak lagi terbelengggu oleh pikiran dan perasaan yang setan taruh dalam pribadiku. Hidupku tidak lagi dikuasai oleh perasaan tidak berharga yang menyedihkan itu. Aku bisa menerima diriku apa adanya. Aku bisa menerima orangtuaku dan orang-orang disekelilingku. Thanks Jesus !!

But remember!! The Everlasting Freedom haruslah dipertahankan. Seperti kemerdekaan Indonesia yang setelah didapatkan harus terus dipertahankan, bahkan sampai sekaran. Demikian juga dengan kita sebagai anak Tuhan. Untuk mendapatkaan Everlasting Freedom, kuncinya adalah dengan mempertahankan kemerdekaan itu. Iblis tidak akan berhenti untuk mengusik kita. Tapi, jangan takut, ga susah kok. Caranya adalah hanya dengan tinggal di dalam Yesus, dan YESUS di dalam kita. Biarkan Yesus yang memenuhi hati dan roh mu. Biarkan Roh Kudus mengisi tempat yang kosong dalam hatimu itu. Hiduplah oleh Roh. Kalahkan daging! KALAHKAN si iblis , dan ia akan lari daripadamu!!!

Itulah yang jadi komitmenku mulai hari itu. Aku mau untuk terus tinggal di dalam Yesus dan Yesus di dalam aku. Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku. It's all about Jesus. Itulah Everlasting Freedom yang sebenarnya. Yang telah Tuhan sediakan. Simple kan? Namun, coba koreksi hidup kita... Sudahkah kita memiliki everlasting freedom ini dalam hidup kita? Sudahkah kita selalu tinggal dalam Roh Nya setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik??

That's the important point!


Maju teruss !!! Fight !!! We'll rise up and praise God !! Jesus Christ  .... !!! Haleluyahhh !

...Jesus Bless You...
      

0 comments:

Post a Comment

 

a Gift from Father Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea